Rabu, 10 Juni 2015

Text for Tourism Activity

TOURISM

Good morning. How are you ? Did you sleep well last night?
Selamat pagi. Apa kabar ? apakah semalam anda tidur nyenyak?

Ladies and gentlement, today we are going to visit the city of Denpasar. First, we will visit the Art Center, after that, we will visit the Museum. Then we will visit Tanah Lot temple and then, get back your Hotel.
Ibu dan bapak, hari ini kita akan pergi mengunjungi kota Denpasar. Pertama kita akan mengunjungi pusat seni, setelah itu, kita akan mengunjungi Museum. Kemudian kita akan mengunjungi Pura Tanah Lot dan kemudian, kembali ke Hotel.

Ladies and gentlemen, Denpasar is the capital of Bali since 1956. Before that, the capital was in Singaraja, in the northern part of Bali. Denpasar today is busy city. The population is approximately seven hundred thousand people and it is counting. So, the problems of big city exist here, although they are not as serious as that of Jakarta.
Ibu dan Bapak, Denpasar adalah ibukota Bali sejak tahun 1956. Sebelum itu, ibukota berada di Singaraja, di bagian utara Bali. Denpasar hari ini adalah kota yang sibuk. Populasinya kira-kira tujuh ratus ribu orang dan sudah terhitung. Jadi, masalhnya berada di kota besar ini, meskipun mereka tidak seserius seperti di Jakarta.

Ladies and gentlement, we are in Taman Werdi Budaya or art center of Denpasar. It is built in 1973 to develop the culture and art of Bali. Today, every year we organize an art exhibition here called Pesta Seni Bali or held during one month in June or July. On that occasion all regencies in Bali and even some other regency in Indonesia take part to show off their art and culture.
Ibu dan Bapak, kita berada di Taman Werdi Budaya atau pusat seni Denpasar. Pusat seni Denpasar ini dibangun pada tahun 1973 untuk mengembangkan budaya dan kesenian Bali. Hari ini, setiap tahun kami menyelenggarakan pameran seni di sini disebut Pesta Seni Bali atau diselenggarakan selama satu bulan pada bulan Juni atau Juli. Pada kesempatan itu seluruh kabupaten di Bali dan bahkan beberapa kabupaten lain di Indonesia ambil bagian untuk memamerkan seni dan budaya mereka.

Here, there is an amphitheatre in Balinese style. We perform Balinese play or dance here at night. Let’s take a look inside. Over there, in the main stage, there is a big gate in Balinese style. It looks similiar to the one we saw in Majapahit because Bali was conquered by Majapahit in the 14th century. Since then on, the Balinese kings were descendants of the Majapahit Kings.
Di sini, ada sebuah ampiteater (teater di ruang terbuka) dalam gaya Bali. Kami mempertunjukan permainan Bali atau tarian di sini di malam hari. Ayo kita masuk kedalam. Disebelah sana, di panggung utama, ada sebuah gerbang besar dalam gaya Bali. Ini terlihat mirip dengan yang kita lihat di Majapahit karena Bali ditaklukkan oleh Majapahit di abad ke-14. Sejak saat itu, raja-raja Bali adalah keturunan raja-raja Majapahit.

Now, let’s take a look at the other side. Here is the building for painting exhibition. There is a collection of painting by Balinese painters. Look, this one is beautiful.
Sekarang, mari kita lihat sisi lain. Berikut adalah bangunan untuk pameran lukisan. Ada koleksi lukisan karya pelukis Bali. Lihat, salah satu lukisannya sangat indah.

Now this is a building to show Balinese traditional art. Look this is the Barong. It is a mythological animal that symbolize goodness. It is used for Barong dance that we will watch tomorrow. The play is based on an ancient Javanese story of Calon Arang.
Sekarang ini adalah sebuah bangunan untuk pertunjukan seni tradisional Bali. Lihatlah ini adalah Barong. Ini adalah binatang mitologis yang melambangkan kebaikan. Hal ini digunakan untuk tarian Barong yang kita akan tonton besok. Drama ini didasarkan pada cerita Jawa kuno Calon Arang

Now look at this. This is an elephant tusk. It is beautifully carved to details. Look at this. This is an egg. It is very beautiful.
Sekarang lihat ini. Ini gading gajah. Gading  ini diukir indah tiap detailnya. Lihatlah ini. Ini telur. Telur  ini sangat indah




Now, look at this one. This is a traditional painting by a well-known Balinese painter named Lempad. It depicts a famous Indian epic of Ramayana which is very popular among Balinese society. It is made with just black ink. Look at the details. It is a masterpiece I believe.
Sekarang, lihat yang satu ini. Ini adalah lukisan tradisional  yang dibuat oleh pelukis Bali terkenal bernama Lempad. Ini menggambarkan Epos terkenal India Ramayana yang sangat populer di kalangan masyarakat Bali. Lukisan ini dibuat dengan tinta hitam saja. Lihat lebih detailnya. Saya percaya ini adalah karya terbesarnya.

Look at this. Here is another masterpiece in woodcarving. This is a work of Cokot. He is different from the other painters in his style. He carved a complete wood without cutting it and he made details in the carving following the shape of the wood. This is his uniqueness that makes him different.
Lihatlah ini. Berikut ini adalah karya lain dalam ukiran kayu. Ini adalah sebuah karya Cokot. Dia berbeda dari pelukis lain dalam gayanya. Dia mengukir kayu lengkap tanpa pemotongan dan ia membuat detailnya dalam ukiran mengikuti bentuk kayu. Ini adalah keunikannya yang membuatnya berbeda.






The other parts of the art center are show rooms to sell handicrafts. When the festival is held, this place is fully occupied but today it is quiet.
Bagian lain dari pusat seni ada pameran untuk menjual kerajinan tangan. Ketika festival diadakan, tempat ini sudah terisi tapi hari ini cukup sepi.

The ends our tour today. Tomorrow, we will visit Kintamani. We will start at seven thirty and I will be here tomorrow morning before seven thirty. See you tomorrow.
Selesai sudah tour kita hari ini. Besok, kita akan mengunjungi Kintamani. Kita akan berangkat jam setengah delapan dan saya akan berada di sini besok pagi sebelum pukul tujuh tiga puluh. Sampai jumpa besok.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar