Rabu, 04 November 2015

PIDATO PERWAKILAN MAHASISWA PADA ACARA PENGUKUHAN/WISUDA


Assalamualaikum Wr. Wb.Alhamdulillahirabbil ‘alamin, wasshalatu wassalamu ‘ala assyrafil anbiyai walmursalin, wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan izin-Nya kita telah diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menghadiri acara pengukuhan ini, pendidikan profesi yang selama ini kita perjuangkan dari 2011 sampai dengan 2015 ini telah sampai dipenghujung jalan, Shalawat beriring salam ke pangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa ummatnya ke dunia yang penuh ilmu pengetahuan.

Yth. Bapak Rektor Universitas Singaperbangsa Karawang
Yth. Bapak Dekan FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
Yth. Bapak Dekan FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
Yth. Bapak/Ibu Kaprodi di lingkungan FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
Yth. Para Dosen dan Staf TUdi lingkungan FKIP Universitas Singaperbangsa Karawang
Yang Saya cintai dan banggakan rekan-rekan saya yang berbahagia, seluruh mahasiswa FKIP Unsika angkatan 2011.

Pada kesempatan ini, perkenankan saya berdiri mewakili para wisudawan hari ini untuk menyampaikan sepatah dua kata sambutan.

Hadirin dan wisudawan/wisudawati yang berbahagia

Universitas Singaperbangsa, khususnya FKIP adalah rumah bagi kami. Sekian lamanya kami menuntut ilmu disini, berinteraksi dengan civitas akademika didalamnya. Belajar, berdiskusi, mengabdi kepada masyarakat, melakukan penelitian ilmiah demi mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi. Semuanya kami lakukan untuk menjaga satu hal. cita-cita sebagai “Agen Perubahan”. Usaha dan Doa lah yang menjadikan siapa kami hari ini, yang berdiri disini sebagai wisudawan dan wisudawati Universitas Singaperbangsa Karawang. Maka izinkanlah saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf pengajar dan jajaran dekan fkip unsika yang elah mengantarkan kami, bersabar, dan berusaha bersama dengan proses yang kami perjuangkan hingga berbahagia dihari ini! Saya yakin ini adalah salah satu pencapaian besar dalam perjalanan hidup kami semua.

Kami menyampaikan permohonan ma’af yang tulus kepada segenap civitas akademika fkip unsika atas segala kesalahan, kekurangan dan kekhilafan kami selama kami menjadi mahasiswa di rumah ini

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Orang tua kami  yang telah membimbing, membantu dan memberikan dorongan baik moril maupun spiritual selama kami mengenyam pendidikan di almamater tercinta ini. .
Tidak lupa pula, kami Wisudawan dan Wisudawati mohon do’a restu, semoga kami semua setelah benar – benar lepas dan menyandang gelar kesarjanaan , dapat berperan sebagai aktor intelektual di tengah – tengah masyarakat dengan membawa nama baik dan kehormatan almamater unsika.

Para wisudawan yang berbahagia.

Hari ini telah bertambah tanggung jawab moral atas gelar yang disematkan bersamaan dengan nama kita. Tanggung jawab sebagai mahasiswa barangkali memang telah usai, tapi tanggung jawab atas ilmu dan gelar yang kita punya akan terus ada di pundak kita selama hayat dikandung badan.

Apapun yang kita lakukan setelah ini, menjadi politikus, akademisi, peneliti, wirausahawan, penggerak LSM, dll, pastikan bahwa teman-teman semua menjadi seorang negarawan yang peduli masalah masyarakat, paham kondisi masyarakat yang ideal, dan paham menyusun langkah-langkah untuk mencapai kondisi masyarakat yang ideal dengan potensi yang ada. Tanggung jawab kita setelah ini bukan hanya mensejahterakan diri sendiri tetapi juga masyarakat yang menjadikan Unsika sebagai jantung hatinya, yaitu rakyat karawang. Saat masuk ke universitas ini kita harus “menyisihkan” banyak orang lain demi kesempatan mengecap pendidikan tinggi yang tidak semua orang memiliki kesempatan itu.

Hadirin dan wisudawan yang berbahagia. Saya ingin mengutip pemikiran Julien Benda, seorang filsuf Prancis dalam bukunya The Treason of The Intellectualstentang bagaimana seharusnya seorang intelektual memposisikan dirinya dalam masyarakat.

Benda mengatakan bahwa intelektual sejati harus senantiasa bersentuhan dengan lingkungannya. Kaum intelektual bukanlah pemikir menara gading, yang terlalu pribadi, terlalu eksklusif, menciptakan hal-hal yang sulit dimengerti. Kaum intelektual harusnya memerangi korupsi, melindungi si lemah, menentang otoritas yang menyimpang dan zalim, serta senantiasa berada berseberangan dengan status quo. 

Akhir kata, saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyampaian dan salah kata. Wabillahitaufiqwalhidayah.

Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Share:

0 komentar:

Posting Komentar