Jumat, 17 Juni 2016

Rehat (Rehabilitasi Hati)



Sedang menjadi apa kita saat ini?
1. Pohon Berbuah
Sedang menunggu matang, begitu indah berhiaskan segarnya buah dari keringat namun banyak yang melempari batu

2. Keset
Membersihkan kaki setiap orang, rela meski dirinya sendiri yang justru jadi kotor

3. Jembatan
Membantu banyak orang, rela diinjak-injak, jarang diingat dan dilihat keberadaannya apalagi manfaatnya, karena tetap tanah diseberang lah yang jadi tujuan utama para penggunanya

4. Kipas Angin
Diandalkan saat ada keluh kesah namun diabaikan saat tak ada masalah

5. Hujan
Ditunggu saat jarang hadir, dibenci saat mulai berlebihan

6. Kertas Kado
Dipuji kerja kerasnya memperindah namun yang dihargai tetap saja hadiah, isi didalamnya

Jadi apapun, mari tetap tersenyum
Bukan berarti ikhlas, namun pantas
Ikhlas ada setelahnya, setelah orang dapat memantaskan diri
Bukan hanya untuk dihargai
Namun layak dimengerti
Dan satu lagi, dicintai

Karena tidak ada yang percuma selain mengucapkan kata "percuma" itu sendiri.
Tidak ada orang bahagia, jika tidak ada yang mengharapkannya.
Syukur kita ditempat terbaik saat ini, sesekali lengah dan lupa, namun kembali mengingat senyum kemarin membuat kita seharusnya malu untuk menyesali hari ini.
Belakangan ini, begitu banyak demo karyawan dan orang-orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai “Buruh”. Terlepas dari apapun pekerjaannya, semua orang menginginkan kenyamanan dalam hidupnya, menjadi berkecukupan dan mampu memenuhi kebutuhan. Namun dewasa ini, rasanya sulit untuk menemukan manusia yang kaya akan rasa syukur.
Bersinggungan itu pasti, antara rekan kerja, atasan dan bawahannya, maupun pekerjaan dan keluarga. Namun kembali hal yang perlu dipelajari ulang oleh setiap manusia adalah niat awal sbelum bekerja.
Sudah baikkah niat kita?
Pegawai yang sabar dan patuh lebih dibutuhkan saat ini, karena pekerjaan menuntut untuk dua hal tersebut. Bos yang bijak dan baik hati salah satu factor penting penentu kenyamanan karyawan dalam bekerja dan kesuksesan sebuah instansi atau perusahaan.
Karena pabrik yang memproduksi kesabaran mungkin akan berisikan pegawai-pegawai yang nampak lemah namun mampu bertahan dalam tekanan, sebaliknya yang memproduksi kemarahan akan berisi para penggertak hebat dengan mulut berapi dan tenaga besi, namun tak akan bertahan jika dituntut untuk selalu bekerja dengan mengutamakan kesungguhan hati.
Istilah “Kurang piknik” mungkin relevan dengan keadaan saat ini, namun rehat yang sesungguhnya dari pekerjaan adalah terletak pada hati para pekerja.
Sudahkah anda rehat?
Mari Rehabilitasi hati anda dengan ketulusan dan kesabaran dalam bekerja, luruskan niat dan berpikir positif setiap saat.

 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar