Selasa, 13 Mei 2014

Jiwa-Jiwa Berantai

Lusuh kudapati lembaran merah jambu
Nila darah setitik masam dalam hitam
Bubuhi kisah bermunajat galang rindu
Jiwa terpatri menugas mimpi kian padam

Tak perlu semenanjung membubuhkan asa
Sirat kemilau memandang mesra si pemilik senyuman
Menafsir harap dalam jejak terkubur waktu
Memilih jalan dalam kodrat sang penenun takdir

Kapal lama bersandar
Siratkan seolah jatuh dan tersungkur gusar
Tak pernah bahagia dalam sakitnya
Merasa tersiksa walau senyum tak lepas dari bibirnya

Aku melihat dia begitu cukup bahagia
Memangkas hari seolah mudah dan singkat adanya
Kala itu semesta pun menempati ruang
Lautan berombakkan dangkal dalam lisan

Kabar jumpa seorang nenek memeluk tiang
Kenari berbisik seakan tahu arah tujuan
Angin tak pelak memojokkan debu nista jalanan
Memaki keegoisan seakan tak ada bosan tuk berjuang

Hampir tiba gulungan kemarau
Tertibnya lupa akan cita dan harapan
Gersang bermandikan hujan tak berawan
Lalu berlalu kian tiba saat terpukau

Jiwa berlayar dalam gurun kehidupan
Niscahya api kian padam dalam terang
Aku mengamati dan tak tahu apa yang terjadi
Mereka bersenda seperti tak paham saling menyakiti
Share:

0 komentar:

Posting Komentar